Entri Populer

Selasa, 20 September 2011

Teory Hardy Weinberg Kaitannya Dengan Seleksi Alam

ARTIKEL IV : Evolusi                                                        TANGGAL: 24/03/2011


Teory Hardy Weinberg Kaitannya Dengan Seleksi Alam

Oleh:

NAMA           : EKO PURNOMO
NPM              : 030-909-021
SEMESTER      : IV (EMPAT)
PRODI           : BIOLOGI

Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan
Universitas khairun ternate
2011


Hukum Hardy–Weinberg Kaitannya

 Dengan Seleksi Alam

 

  Eko purnomo
                              Abstrack
The biological sciences now generally define evolution as being the sum total of the genetically inherited changes in the individuals who are the members of a population's gene pool. It is clear that the effects of evolution are felt by individuals, but it is the population as a whole that actually evolves. Evolution is simply a change in frequencies of alleles in the gene pool of a population.
           For instance, let us assume that there is a trait that is determined by the inheritance of a gene with two alleles-- B and b. If the parent generation has 92% B and 8% b and their offspring collectively have 90% B and 10% b , evolution has occurred between the generations.The entire population's gene pool has evolved in the direction of a higher frequency of the b allele--it was not just those individuals who inherited the b allele who evolved.
This definition of evolution was developed largely as a result of independent work in the early 20th century by Godfrey Hardy , an English mathematician, and Wilhelm Weinberg , a German physician. Through mathematical modeling based on probability , they concluded in 1908 that gene pool frequencies are inherently stable but that evolution should be expected in all populations virtually all of the time.

Key words: teori hardy weinberg,seleksi alam.

A. PENDAHULUAN

a. Seleksi alam


Seleksi alam adalah proses di mana mutasi genetika yang meningkatkan keberlangsungan dan reproduksi suatu organisme menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke genarasi yang lain pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang "terbukti sendiri" karena:
  • Variasi terwariskan terdapat dalam populasi organisme.
  • Organisme menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup
  • Keturunan-keturunan ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan bereproduksi.
Kondisi-kondisi ini menghasilkan kompetisi antar organisme untuk bertahan hidup dan bereproduksi. Oleh sebab itu, organisme dengan sifat-sifat yang lebih menguntungkan akan lebih berkemungkinan mewariskan sifatnya, sedangkan yang tidak menguntungkan cenderung tidak akan diwariskan ke generasi selanjutnya.
Konsep pusat seleksi alam adalah kebugaran evolusi organisme. Kebugaran evolusi mengukur kontribusi genetika organisme pada generasi selanjutnya. Namun, ini tidaklah sama dengan jumlah total keturunan, melainkan kebugaran mengukur proporsi generasi tersebut untuk membawa gen sebuah organisme. Karena itu, jika sebuah alel meningkatkan kebugaran lebih daripada alel-alel lainnya, maka pada tiap generasi, alel tersebut menjadi lebih umum dalam populasi. Contoh-contoh sifat yang dapat meningkatkan kebugaran adalah peningkatan keberlangsungan hidup dan fekunditas. Sebaliknya, kebugaran yang lebih rendah yang disebabkan oleh alel yang kurang menguntungkan atau merugikan mengakibatkan alel ini menjadi lebih langka. Adalah penting untuk diperhatikan bahwa kebugaran sebuah alel bukanlah karakteristik yang tetap. Jika lingkungan berubah, sifat-sifat yang sebelumnya bersifat netral atau merugikan bisa menjadi menguntungkan dan yang sebelumnya menguntungkan bisa menjadi merugikan.
Seleksi alam dalam sebuah populasi untuk sebuah sifat yang nilainya bervariasi, misalnya tinggi badan, dapat dikategorikan menjadi tiga jenis. Yang pertama adalah seleksi berarah (directional selection), yang merupakan geseran nilai rata-rata sifat dalam selang waktu tertentu, misalnya organisme cenderung menjadi lebih tinggi.[87] Kedua, seleksi pemutus (disruptive selection), merupakan seleksi nilai ekstrem, dan sering mengakibatkan dua nilai yang berbeda menjadi lebih umum (dengan menyeleksi keluar nilai rata-rata). Hal ini terjadi apabila baik organisme yang pendek ataupun panjang menguntungkan, sedangkan organisme dengan tinggi menengah tidak. Ketiga, seleksi pemantap (stabilizing selection), yaitu seleksi terhadap nilai-nilai ektrem, menyebabkan penurunan variasi di sekitar nilai rata-rata. Hal ini dapat menyebabkan organisme secara pelahan memiliki tinggi badan yang sama.
Kasus khusus seleksi alam adalah seleksi seksual, yang merupakan seleksi untuk sifat-sifat yang meningkatkan keberhasilan perkawinan dengan meningkatkan daya tarik suatu organisme. Sifat-sifat yang berevolusi melalui seleksi seksual utamanya terdapat pada pejantan beberapa spesies hewan. Walaupun sifat ini dapat menurunkan keberlangsungan hidup individu jantan tersebut (misalnya pada tanduk rusa yang besar dan warna yang cerah dapat menarik predator), Ketidakuntungan keberlangsungan hidup ini diseimbangkan oleh keberhasilan reproduksi yang lebih tinggi pada penjantan.
Bidang riset yang aktif dalam bidang biologi evolusi pada saat ini adalah satuan seleksi, dengan seleksi alam diajukan bekerja pada tingkat gen, sel, organisme individu, kelompok organisme, dan bahkan spesies. Dari model-model ini, tiada yang eksklusif, dan seleksi dapat bekerja pada beberapa tingkatan secara serentak. Di bawah tingkat individu, gen yang disebut transposon berusaha menkopi dirinya di seluruh genom. Seleksi pada tingkat di atas individu, seperti seleksi kelompok, dapat mengijinkan evolusi ko-operasi.


Seleksi alam populasi berwarna kulit gelap.
Darwin mengemukakan bahwa seleksi alam merupakan agen utama penyebab terjadinya evolusi. Darwin (dan Wallace) menyimpulkan seleksi dari prinsip yang dikemukakan oleh Malthus bahwa setiap populasi cendrung bertambah jumlahnya seperti deret ukur, dan sebagai akibatnya cepat atau lambat akan terjadi perbenturan antar anggota dalam pemanfaatan sumber daya khususnya bila ketersediaannya terbatas. Hanya sebagian, seringkali merupakan bagian kecil, dari keturunannya bertahan hidup: sementara besar lainnya tereliminasi.
Dengan berkembangnya ilmu genetika, teori itu diperkaya sehingga muncul Neo Darwinian. Menurut Lemer , definisi seleksi alam adalah segala proses yang menyebabkan pembedaan non random dalam reproduksi terhadap genotype; atau allele gen dan kompleks gen dari generasi ke generasi berikutnya.
Seleksi alam tidak menyebabkan timbulnya material baru (bahan genetic yang baru yang di masa mendatang akan datang diseleksi lagi),melainkan justru menyebabkan hilangnya suatu varian genetic atau berkurang frekuensi gen tertentu. Seleksi alam bekerja efektif hanya bila populasi berisi dua atau lebih genotype, yang mana dari varian itu ada yang akan tetap bertahan atau ada yang tereliminasi pada kecepatan yang berbeda-beda. Pada seleksi buatan, breeder akan memilih varian genetic (individu dengan genotype) tertentu untuk dijadikan induk untuk generasi yang akan datang. permasalahan yang timbul adalah dari mana sumber materi dasar atau bahan mentah genetic penyebab keanekaragaman genetic pada varian-varian yang akan obyek seleksi oleh alam. Permasalahan itu terpecahkan setelah T.H Morgan dan kawan-kawan meneliti mutasi pada lalat buah Drosophilia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses mutasi menyuplai bahan mentah genetic yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman genetic dimana nantinya seleksi alam bekerja (Dobzhansky, 1970).
b. Hukum Herdy-Weinberg.
Hukum ini menyatakan bahwa dalam suatu kondisi tertentu yang stabil, frekuensi gen dan frekuensi genotif akan tetap konstan dari satu generasi ke generasi dalam suatu populasi yang berbiak seksual, bila syarat berikut dipenuhi:
  1. Genotif yang ada memiliki viabilitas (kemampuan hidup) dan fertilitas (kesuburan) yang sama
  2. Perkawinan yang terjadi berlangsung secara acak
  3. Tidak ada mutasi gen
  4. Tidak terjadi migrasi
  5. Tidak terjadi seleksi
Hukum Hardy-Weinberg ini berfungsi sebagai parameter evolusi dalam suatu populasi. Bila frekuensi gen dalam suatu populasi selalu konstan dari generasi ke generasi, maka populasi tersebut tidak mengalami evolusi. Bila salah satu saja syarat tidak dipenuhi maka frekuensi gen berubah, artinya populasi tersebut telah dan sedang mengalami evolusi.
Hukum Keseimbangan Hardy-Weinberg

        
Populasi mendelian yang berukuran besar sangat memungkinkan terjadinya kawin acak (panmiksia) di antara individu-individu anggotanya. Artinya, tiap individu memiliki peluang yang sama untuk bertemu dengan individu lain, baik dengan genotipe yang sama maupun berbeda dengannya. Dengan adanya sistem kawin acak ini, frekuensi alel akan senantiasa konstan dari generasi ke generasi.

Prinsip ini dirumuskan oleh G.H. Hardy, ahli matematika dari Inggris, dan W.Weinberg, dokter dari Jerman,. sehingga selanjutnya dikenal sebagai hukum keseimbangan Hardy-Weinberg. Di samping kawin acak, ada persyaratan lain yang harus dipenuhi bagi berlakunya hukum keseimbangan Hardy-Weinberg, yaitu tidak terjadi migrasi, mutasi, dan seleksi. Dengan perkatan lain, terjadinya peristiwa-peristiwa ini serta sistem kawin yang tidak acak akan mengakibatkan perubahan frekuensi alel.

 Deduksi terhadap hukum keseimbangan Hardy-Weinberg meliputi tiga langkah, yaitu:
(1) dari tetua kepada gamet-gamet yang dihasilkannya,
(2) dari penggabungan gamet-gamet kepada genotipe zigot yang dibentuk, dan
(3) dari genotipe zigot kepada frekuensi alel pada generasi keturunan.

Secara lebih rinci ketiga langkah ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

         Kembali kita misalkan bahwa pada generasi tetua terdapat genotipe AA, Aa, dan aa, masing-masing dengan frekuensi P, H, dan Q. Sementara itu, frekuensi alel A adalah p, sedang frekuensi alel a adalah q. Dari populasi generasi tetua ini akan dihasilkan dua macam gamet, yaitu A dan a. Frekuensi gamet A sama dengan frekuensi alel A (p). Begitu juga, frekuensi gamet a sama dengan frekuensi alel a (q).
Dengan berlangsungnya kawin acak, maka terjadi penggabungan gamet A dan a secara acak pula. Oleh karena itu, zigot-zigot yang terbentuk akan memilki frekuensi genotipe sebagai hasil kali frekuensi gamet yang bergabung.

Tujuan penulisan artikel ini yakni Sebagai parameter evolusi dalam suatu populasi. Bila frekuensi gen dalam suatu populasi selalu konstan dari generasi ke generasi, maka populasi tersebut tidak mengalami evolusi.

B. METODE
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah library research (penelitian kepustakaan) dimana penelitian yang dilakukan dengan menggunakan literatur (kepustakaan) dan internet. literatur yang dimaksud disini adalah artikel, buku, internet, database, skripsi, makalah dll. yang diperoleh dari perpustakan daerah (ternate,Maluku utara) dan perpustakaan Universitas Khairun Kota Ternate (UNKHAIR) dan dari internet. data-data dan teori-teori  atau pendapat-pendapat sebelumnya yang diperoleh melalui studi kepustakaan kemudian dikaji dan ditelaah.

C. HASIL DAN PEMBAHASAN 
A. Hukum Hardy-Weinberg
Godfrey Harold Hardy dan Wilhelm Weinberg tahun 1908 secara terpisah menemukan dasar-dasar frekuensi alel dan genetik dalam suatu populasi. Prinsip yang berupa pernyataan teoritis tersebut dikenal sebagai hukum (prinsip kesetimbangan) Hardy-Weinberg. Pernyataan itu menegaskan bahwa frekuensi alel dan genotip suatu populasi (gene pool) selalu konstan dari generasi ke generasi dengan kondisi tertentu.
Kondisi-kondisi yang menunjang Hukum Hardy-Weinberg sebagai berikut:
  1. Ukuran populasi harus besar
  2. Ada isolasi dari polulasi lain
  3. Tidak terjadi mutasi
  4. Perkawinan acak
  5. Tidak terjadi seleksi alam
Formulasi hukum Hardy-Weinberg dapat dijelaskan berikut ini.
p + q = 1, maka p = 1 – q dan q = 1 - p
Pada suatu lokus, gen hanya mempunyai dua alel dalam satu populasi. Para ahli genetika populasi menggunakan huruf p untuk mewakili frekuensi dari satu alel dan huruf q untuk mewakili frekuensi alel lainnya.
Perubahan Perbandingan Frekuensi Gen (Genotip) pada Populasi
            Hukum Hardy-Weinberg tidak berlaku untuk proses evolusi karena hukum Hardy-Weinberg tidak selalu menghasilkan angka perbandingan yang tetap dari generasi ke generasi. Kenyataannya, frekuensi gen dalam suatu populasi selalu mengalami perubahan atau menyimpang dari hukum Hardy-Weinberg.
Beberapa faktor yang menyebabkan perubahan keseimbangan hukum Hardy-weinberg dalam populasi yaitu adanya:
  1. Hanyutan genetik (genetic drift),
  2. Arus gen (gene flow),
  3. Mutasi, 
  4. Perkawinan tidak acak, dan
  5. Seleksi alam. 
Masing-masing penyebab perubahan kesetimbangan hukum Hardy-Weinberg atau perubahan frekuensi genetik populasi merupakan kondisi kebalikan yang dibutuhkan untuk mencapai kesetimbangan Hardy-weinberg.
Penyimpangan dari kondisi kesetimbangan Hardy-Weinberg dapat menyebabkan perubahan dalam gene pool. Tiga penyebab utama perubahan tsb yaitu: hanyutan gen, aliran gen dan seleksi alam. Dari ketiga hal ini, hanya seleksi alam yang menyebabkan evolusi adaptif. Hanyutan gen (genetic drift) yaitu perubahan dalam gene pool di dalam populasi yang disebabkan oleh ’peluang’. Semakin kecil populasi (jumlah anggota sedikit) semakin besar peluang populasi tsb mengalami hanyutan gen. Frekuensi alel di dalam populasi lebih stabil dari satu generasi ke generasi berikutnya, jika populasi tsb besar (jumlah anggota banyak). Dengan berjalannya waktu hanyutan gen menyebabkan penurunan variasi genetik. Aliran gen; suatu populasi akan kehilangan alel maupun mendapat alel baru jika individu fertil masuk atau ke luar populasi atau pada saat gamet (serbuk sari tumbuhan) bertukar antar populasi. Aliran gen cenderung menurunkan perbedaan di antara populasipopulasi. Sebagai contoh: sekarang ini, manusia bergerak dengan mudah ke belahan bumi manapun, hal ini aliran gen merupakan agen penting dalam perubahan secara evolusi. Seleksi alam; individu dengan karakter yang mampu beradaptasi baik dengan lingkungan akan mempunyai kesuksesan reproduksi tertinggi.
Dalam kondisi kesetimbangan Hardy-Weinberg, seleksi alam tidak berlaku, hal ini berarti semua individu di dalam populasi ’sama’ di dalam kemampuan bereproduksi. Kondisi seperti ini tidak mungkin kita temui di alam. Jika kita kembali ke contoh penjelasan dominan-resesif pada burung bubi, maka kita dapat membayangkan bahwa populasi burung bubi dengan selaput renang di kakinya akan bertahan dan menghasilkan keturunan lebih banyak. Mengapa ? Burung bubi dengan selaput renang akan lebih efisien dalam berenang dan mencari makan.

B. Teori  Hardy Weinberg Kaitannya dengan Konsep Evolusi

Sebuah cara utama di mana pemahaman Hardy-Weinberg Equilibrium adalah penting untuk memahami evolusi adalah bahwa lima asumsi Hardy-Weinberg Equilibrium semua harus dipenuhi untuk itu menjadi evolusi tidak ada. Jika salah seorang dari mereka tidak terpenuhi, evolusi terjadi. . Kita dapat menentukan lima cara berbeda di mana evolusi terjadi berdasarkan situasi di mana kelima asumsi TIDAK dipenuhi. Ini adalah:

1.      Genetik drift perubahan frekuensi allele secara kebetulan acak. Hal ini terjadi jika suatu populasi tidak terbatas dalam ukuran. Pada populasi yang tidak jauh besar, akan ada kesalahan acak di mana alel diwariskan dari generasi, dan frekuensi alel akan berubah secara acak. karena penduduk tidak ada yang benar-benar tak terbatas besar, selalu ada pergeseran genetik terjadi, namun, efeknya sangat kecil dalam populasi besar. Pengaruh pergeseran genetik lebih besar dan lebih besar yang lebih kecil sebuah populasi d lebih kecil.

2.    Aliran gen adalah perubahan frekuensi alel yang terjadi karena individu-individu bergerak diantara populasi. Jika ada frekuensi alel berbeda dalam berbeda dari    sebuah spesies, maka ketika individu pindah ke populasi baru, mereka akan menambah alel dalam proporsi yang berbeda dari yang ada di populasi, dan karena itu perubahan frekuensi alel dalam populasi.
3.          Mutasi biokimia perubahan dalam DNA. Itu berubah satu alel ke lain, dan dapat menciptakan alel baru. Ini adalah proses yang sangat tidak biasa (tingkat mutasi khas sekitar satu mutasi dalam satu juta gen diwariskan dari generasi ke generasi); sebagai akibatnya, evolusi melalui mutasi.
4.         Sangat lambat - sangat lambat kita tidak bisa secara umum mendeteksi itu. Namun, mutasi penting bagi evolusi karena, pada akhirnya, mutasi adalah sumber variasi genetik dan bentuk lain dari evoluti untuk tidak dapat terjadi tanpa variasi genetik. Jadi tanpa mutasi, yang lain, evolusi bentuk-bentuk lebih cepat tidak akan terjadi, baik. Hal lain yang penting tentang mutasi adalah bahwa, berkaitan dengan kesesuaian alel, adalah acak - mungkin menghasilkan alel th pada hasil di kebugaran kebugaran tinggi atau rendah. Apa yang terjadi pada mereka alel, begitu mereka diproduksi, tergantung pada evolusi bentuk-bentuk lain seperti seleksi alam.
5.         Acak kawin non evolusi yang terjadi karena individu memilih pasangan berdasarkan karakteristik mereka. Beberapa bentuk genotipe kawin tidak acak berubah, tetapi tidak frekuensi alel; lain perubahan keduanya (Perhatikan bahwa buku Anda menggunakan definisi agak terbatas kawin tidak acak karena hanya mengubah frekuensi genotipe dan perhatikan bahwa penulis tidak mempertimbangkan evolusi ini Kami akan mengambil pandangan yang lebih luas dan mempertimbangkan -. Kemudian dalam kursus - setiap       situasi di yang individu ar e memilih pasangan atau di mana suatu sifat mempengaruhi keberhasilan kawin menjadi contoh kawin tidak acak, dan ada banyak situasi di mana perubahan ini baik alel dan frekuensi genotipe.)
          Seleksi alam adalah evolusi yang terjadi karena genotipe yang berbeda memiliki kebugaran yang berbeda.Kita telah didefinisikan dan didiskusikan seleksi alam berdasarkan sifat yang berbeda. Definisi ini sedikit lebih spesifik karena catatan bahwa itu adalah genotipe berbeda yang memiliki kebugaran yang berbeda, tetapi pada dasarnya mengatakan hal yang sama. Anda harus meninjau ceramah tentang seleksi alam dan pastikan Anda memahami bahwa ini adalah sama sebelum melanjutkan ke kuliah berikutnya.

Penyimpangan dari keseimbangan Hardy-Weinberg
            Pelanggaran terhadap asumsi Hardy-Weinberg dapat menyebabkan penyimpangan dari harapan . Bagaimana ini mempengaruhi penduduk tergantung pada asumsi yang dilanggar. Umumnya, penyimpangan dari kesetimbangan Hardy-Weinberg menunjukkan evolusi dari satu spesies.
·         Random kawin . HWP menyatakan penduduk akan memiliki frekuensi genotipik diberikan (disebut Hardy-Weinberg proporsi) setelah satu generasi dari perkawinan acak dalam populasi. Ketika pelanggaran ketentuan ini terjadi, penduduk tidak akan memiliki proporsi Hardy-Weinberg. Tiga pelanggaran semacam itu:
·         Penangkaran sanak , yang menyebabkan peningkatan homozigositas untuk semua gen.
·         Asortatif perkawinan , yang menyebabkan peningkatan homozigositas hanya untuk mereka gen yang terlibat dalam sifat yang assortatively dikawinkan (dan gen dalam ketidakseimbangan hubungan dengan mereka).
·         Ukuran kecil penduduk , yang menyebabkan perubahan acak pada frekuensi genotipik.Hal ini disebabkan oleh efek sampling, dan disebut drift genetik ,efek sampling yang paling penting ketika ukuran populasi kecil atau allele jarang terjadi.
Jika populasi melanggar salah satu dari empat asumsi sebagai berikut, populasi dapat terus memiliki Hardy-Weinberg proporsi setiap generasi, tetapi frekuensi alel akan berubah dengan kekuatan itu.
·         Seleksi , secara umum, menyebabkan frekuensi alel berubah, sering kali cukup .Sementara pemilihan arah akhirnya mengarah pada hilangnya semua alel kecuali yang disukai, beberapa bentuk seleksi, seperti menyeimbangkan seleksi , menyebabkan keseimbangan tanpa kehilangan alel.
·         Mutasi akan memiliki efek yang sangat halus pada frekuensi alel. Tingkat Mutasi adalah dari urutan 10 -4 10 -8, dan perubahan frekuensi alel akan paling besar urutan yang sama. mutasi berulang akan mempertahankan alel dalam populasi, bahkan jika ada seleksi yang kuat terhadap mereka.
·         Migrasi genetik menghubungkan dua atau lebih populasi bersama-sama. Secara umum, frekuensi alel akan menjadi lebih homogen antara populasi. Beberapa model untuk migrasi secara inheren mencakup kawin acak ( Wahlund efek , misalnya. Bagi mereka model, proporsi Hardy-Weinberg biasanya tidak akan berlaku.
                                                                                                                     
Bagaimana pelanggaran-pelanggaran ini mempengaruhi uji statistik formal untuk HWE dibahas kemudian. Sayangnya, pelanggaran asumsi dalam prinsip Hardy-Weinberg tidak berarti populasi akan melanggar HWE. Misalnya, keseimbangan seleksi mengarah ke keseimbangan populasi dengan proporsi mutasi adalah dasar bagi banyak perkiraan tingkat mutasi (panggilan keseimbangan mutasi-seleksi ).


D. Penutup

A. Kesimpulan

Deduksi terhadap hukum keseimbangan Hardy-Weinberg meliputi tiga langkah, yaitu:
(1) dari tetua kepada gamet-gamet yang dihasilkannya,
(2) dari penggabungan gamet-gamet kepada genotipe zigot yang dibentuk, dan
(3) dari genotipe zigot kepada frekuensi alel pada generasi keturunan.
Hukum Pewarisan Mendel apabila diterapkan pada sekumpulan individu sejenis di suatu tempat. Berbeda dengan genetika Mendel, yang mengkaji pewarisan sifat untuk perkawinan antara dua individu (atau dua kelompok individu yang memiliki genotipe yang sama), genetika populasi berusaha menjelaskan implikasi yang terjadi terhadap bahan genetik akibat saling kawin yang terjadi di dalam satu atau lebih populasi.
B. Saran
     Untuk mengkaji dan menelusuri lebih jauh tentang hukum teori hardy weinberg kaitannya dengan seleksi alam, penyimpangan dari kesetimbangan hardy weinberg dan Dengan adanya tugas seperti ini, mahasiswa tidak hanya sekedar membuat melainkan dapat memahami  isi dari tugas tersebut dan dapat mempresentasikannya.

DAFTAR RUJUKAN
  • Castle, W. E. (1903). The laws of Galton and Mendel and some laws governing race improvement by selection. Proc. Amer. Acad. Arts Sci.. 35: 233–242.
  • Crow, Jf (Jul 1999). "Hardy, Weinberg and language impediments." (Free full text). Genetics 152 (3): 821–5.
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Evolusi
  • Suryo.2001.Genetika manusia.Yogyakarta; Gajah  Mada University press.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar